05 September 2006
Periuk
Di antara semua pokok perhatian, upah merupakan faktor yang selalu menonjol. Pembicaraan mengenai upah akan sangat cepat naik ke permukaan dan bisa mengundang suasana emosional. Meski ada banyak faktor lain, pembicaraan persoalan perburuhan identik dengan persoalan upah. Hal ini bisa kita mengerti, sebab upah langsung berhubungan dengan pendapatan buruh. Kalau demikian gejalanya, tentu tak sulit untuk mengatakan bahwa persoalan ekonomi, pendapatan, upah, adalah muara dari segala masalah dan perjuangan buruh. Seorang aktivis buruh yang terPHK bisa panik luar biasa. karena yang berbicara bukan lagi soal kalah menang, bukan persoalan heroisme, melainkan menjadi masalah periuk nasi bagi istri atau suami dan anak-anaknya.
Kalau demikian kenyataannya, pendekatan ekonomis untuk gerakan buruh tentulah sangat diminati. Pemberdayaan ekonomi menjadi pendekatan yang akan sangat mudah dikerjakan. Peluang yang nampak adalah emosi masa rakyat miskin yang sangat menantikan pemikiran dan aplikasi sistem ekonomi yang memihak mereka. Jumlah mereka sangat banyak dan bisa dikumpulkan dalam satu kategori sebagai buruh. Kita bisa mengatakan “sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”. Dengan jalan pemberdayaan ekonomi, masa akan berkumpul dan bisa dilakukan pendidikan hukum, pendidikan politik buruh, pengembangan SB, pengelolaan ekonomi rumah tangga dan apapun yang lain.
Baca terus ya disini..